Minggu, 28 November 2010

Duduk Diam dan Mendengarkan

Satu hal yang senang kulakukan sejak kecil adalah duduk diam dan mendengarkan. Tentu tidak harus benar-benar diam, atau benar-benar duduk, tapi jelas tetap mendengar. Mungkin lebih tepat kalau dikatakan aku menguping. Ya, menguping pembicaraan orang tua. Karena mereka tak akan membiarkan bocah ingusan sepertiku ikut campur dalam urusan orang dewasa. "Bukan urusan anak-anak," kata mereka selalu.

Tetapi aku pun punya cara sendiri untuk mendengar. Aku bisa saja terlihat tidur di jok belakang mobil sementara bapak-bapak dan ibu-ibu asyik berceloteh soal bisnis di bangku depan. Kadang-kadang aku sibuk menggambar di kertas ketika guruku bicara dengan murid-murid lain. Bagaimana pun aku tetap mendengar.

Dari sana aku mulai memilah-milah para "pembicara" favorit. Aku melihat bahwa kita dapat mempelajari apa pun asal mendengarkan orang yang tepat. Ketika aku ingin tahu soal kehidupan, kudengarkan orang-orang tua bicara. Mereka akan membagi setumpuk pengalaman hidup dan kebijaksanaan. Mereka memberi pandangan yang jauh mengenai masa depan, masalah ini itu, yang seringnya tidak dimiliki orang-orang muda.

Ketika aku ingin mendengar soal bisnis, kudengarkan para pebisnis bicara. Mereka bicara banyak hal soal peluang, analisa, saham, untung rugi, dan lain-lain, yang aku sendiri sulit mengerti. Tapi toh, di antara begitu banyak hal yang diomongkan, paling tidak satu dua dapat kutangkap. Beberapa juga mencerahkan pikiran atau memberikan ide-ide baru.

Begitu juga seterusya. Kalau aku ingin mengetahui soal binatang, aku menguping pembicaraan para pecinta binatang. Kalau aku mau tahu berita politik terbaru, aku menguping pembicaraan tukang gorengan depan rumah (yang sepertinya lebih banyak terlibat praktis daripada guru-guru di sekolah dulu). Kalau aku mau belajar cara menyelesaikan masalah, kudengarkan ibu-ibu bergosip. Mereka memberi banyak hal soal hubungan antar manusia, walaupun memang biasanya dilebih-lebihkan supaya seru. Lagipula, jika aku bersikap sok bodoh dengan bertanya ini itu atau malah sok tahu dengan mengajak debat, banyak orang terpancing bicara lebih banyak. Entah dengan maksud tulus atau membangga-banggakan pengetahuan mereka.

Menyenangkan bukan? Dengan hanya duduk diam dan mendengarkan, kita bisa mendapatkan banyak hal. Tidak perlu uang sekolah, tidak perlu uang buku, bahkan tidak perlu waktu khusus. Cukup duduk diam dan mendengarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar